Powered By Blogger

Monday 30 July 2018

Menulis di Jurnal Internasional yang terindeks scopus


Menulis di Jurnal Internasional yang terindeks scopus
Syaratnya board nya terdiri dari 4 negara berbeda.
Kirim LPPI ada dana dan bantuan untuk daftar.

Point to ponder
1.       Hasil riset harus relevan dengan tema/topic dalam jurnal dan pembaca internasional.  Karena pembacanya internasional
Caranya bagaimana?. Buat jurnal dulu, baru publikasi. Ikuti topic yang sedang update. Kelemahan artikel dulu biasanya data keduluan yang lain. Ini akan wasting time jika salah jurnal.  Maka silahkan kirim yang banyak lalu withdraw yang terakhir.
2.       Make sure research kita mengisi celah, dengan cara mengikuti update topic yang sedang terjadi dalam tema yang di teliti.
3.       Telaah literature terkini dan menunjukkan celah keilmuan yang akan diisi. (manfaatkan layanan gratis, scihub atau genlib).
4.       Menuntut ketlatenan dan kualitas tinggi dan waktu.
5.       Kalau mau ikut seminar prosiding kita tidak tahu ada berapa Negara yang mengikuti conference nya. Jadi untung- untungan nanti memenuhi riteria atau tidak.
6.       Peer – review adalah mencari kelemahan dan kesalahan artikel anda.
7.       Jika DITOLAK, bagus karena nanti hasil feedbacknya akan memberi komentar dan hasil komentar itu adalah perbaikan dengan dasar feedback itu. Jangan MUTUNG. Karena dikata – katain itu adalah petunjuk.
8.       Publikasi harus tepat waktu, sebelum data menjadi tidak up – to – date , atau didahuli orang lain.

Bagaimana memulainya?
1.        Apakah kelebihan artikel yang akan saya publikasikan?

2.       Ini disebut cover letter (pengantar yang menjual kelebihan strength of the research)
Check google untuk lihat contoh
3.         Make sure u make niche – celah,
4.        apa yang masih bisa diisi? Seperti bermain lego.
5.       To solve disparity, ketimpangan, ketidakcukupan, ketidakkesesuaian, ketidaktahuan dan keunikan.
6.       SELALU UPDATE DI TOPIK KEILMUAN YANG INGIN DIDALAMI DENGAN MENGIKTUI
15% INTRODUCTION
20% LIT - REVIEW
60% FINDING DAND DISCUSSION
5%   CONCLUSION

CITATION ; DIRECT – INDIRECT  LAKUKAN PHARAPHRASE PALING DISUKAI
LIT REVIEW; KELEBIHAN KEKURANGAN HASIL (MEMBANDINGKAN MENGANALISIS DAN MENGOMENTARI; SEHINGGA MUNCUL INI LO SAYA THE AUTHOR )

ANOTATED
SIA A GINI
SI B GINI


Apakah ranking jurnal yang dituju terlalu tinggi? Terlalu rendah?

                Diterbitkan dalam jurnal seperti apa?
3.       http://www.asiatefl.org/
6.        

Cara upload
1.       Dengan email
2.       Ungah secara daring
3.       Dimulai dengan mendaftar sebgai pengguna baru


Editor seperti penjaga gerbang, penjamin mutu artikel yang masuk
Bisa juga dengan melihat kesukaan editor in chief nya disesuaikan dengan topic area mereka.

Sunday 29 July 2018

Segitiga Cinta ; Sekolah, Guru dan Orang tua murid


Hari ini aku terlibat diskusi yang cukup panjang dengan istri. Sore itu tidak tentang Gylfie putri pertama kami, bukan juga cerita Gylie si bungsu, bukan pula tentang teras depan rumah yang sudah perlu dipel. Sore adalah waktu berkualitas bagi kelurga kami, setelah pagiaku berperan sebagai Ayah berangkat pagi mengantar anak pertama kami yang sudah SD lanjut aku ke kampus bertugas dan istriku juga sudah berangkat lebih pagi dari kamis semua. Hanya si bungsu, yang sendiri tidak terburu dipacu oleh waktu dsetiap pagi. Dan kami selalu mengakhiri ritual sibuk pagi ini di sore hari ketika semua sudah berada dirumah. Bercerita masing – masing, Gylfie dengan pengalaman sekolahnya,  Ayah dengan cerita kampus dan mama hari ini menggebu, refleksi masalah sekolah yang tak kunjung usai.

Ada bentuk yang tidak ideal dari “hubungan” antar guru, sekolah dan orang tua murid. Untuk lebih mudahnya, ada pola komunikasi yang tidak didasari oleh trust diantara tiga pilar pendidikan disekolah ini. Sebagai ilustrasi, misalnya ketika Guru me WA wali murid sejara japri untuk mengingatkan pekerjaan rumah yang tidak selesai, tetapi tidak ditanggapi oleh orang tua sehingga di posting di grup Wali Murid. Ada orang tua yang tidak terima dan merasa malu karena diingatkan melalui WA grup padahal sebelumnya wali kelas sudah mengingatkan melalui wa pribadi dan perlu di garis bahwahi, guru melakukan ini demi kemajuan belajar siswa. Bukan atas dasar menghambat perkembangan belajar siswa apalgi mempermalukan orang tua.

Dari ilustrasi pendek diatas, ada beberapa elemen penting yang tidak ada sebagai syarat bagaimana sekolah menjadi lembaga yang membantu anak didik sukses belajar dengan kerjasama bantuan sekolah dan orang tua. 

Akar masalahnya, menurut saya adalah, sikap mental dan keterbukaan antara sekolah guru dan orang tua yang harus lebih mesra. Guru sekolah dan orang tua harus mempunyai kesiapan mental untuk dilibatkan dan menerima informasi yang tidak hanya kabar baik saja tentang perkembangan anaknya. Guru adalah yang paling tahu yang terjadi di sekolah setiap harinya dan orang tua adalah yang paling punya akses aktivitas anak didik di rumah sementara sekolah adalah paying yang siap menjadi jembatan dua informasi penting ini. Tetapi, Guru dan Orang tua tidak bisa berkomunikasi dengan baik dalam pertukaran informasi ini jika tidak siap mental, Guru berpikir ya kita sudah banyak berusaha membantu anak ya guru sudah cukup disekolah saja sementara Orang tua tidak boleh beranggapan sudah bayar ke sekolah jadi hanya siap menerima kabar baik dari  sekolah tentang anaknya saja. Padahal  apa yang dilakukan sekolah adalah demi membantu prestasi belajar anak didik sendiri. Guru juga tidak seharusnya gentar dan cenderung tidak menyampaikan hal atau teguran yang dapat membantu perbaikan anak karena khawatir orang tua akan marah dan tidak terima. Jika Guru tau bahwa mereka mengkomunikasikan masalah anak ke orang tua itu baik dan orang tua juga tau bahwa ada hal yang perlu diperbaiki dan diketahui oleh orang tua itu penting tentu bukan kecurigaan yang terjadi atau bukan saling segan yang terjadi tetapi hubungan yang mesra penuh cinta tanpa prasangka.
Sehingga memang mentalitas terbuka dan berpikir bahwa masa anak bersekolah  adalah masa  proses yang butuh tuntunan dan perbaikan maka cinta segitiga mesra antara sekolah guru dan orang tua akan tercipta.