Powered By Blogger

Thursday 12 January 2012

"Pijat Plus+Plus"


Malam ini--baru saja aku usai melakukan ritual service manusia, yang tak kusangka ternyata "Pijat Plus+Plus" . Usai Sholat magrib aku berkunjung jauh ke Penggung menyambangi tukang pijet--seorang setengah baya berkulit gelap dan suka bercerita. Para pasiennya langgananya lebih mengenal sang tukang pijat dengan panggilan Pak Wito:)
Malam ini rintik hujan langit gelap mengurung hari berganti malam--dan hujan tambah deras bukan lagi gerimis ujudnya. Badan ku payah--mungkin terlalu sering kupakai menunggang kuda besi kesayanganku Jimbron Kelana, adalah Batur sekaligus Senopatiku yang setia mengantarku selama 8 tahun terakhir melintasi Solo-Wonogiri-Klaten.
Tiba di tempat Mbah Wito (walupun menurutku raut penampilan fisiknya tidak seperti orang tua yang sudah pantas dipanggil mbah), begitu istriku memanggilnya..hujanya belum juga berhenti.
Sepasang gelas berisi teh hangat langsung menyambut kami. Sebuah SOP (Standard Operation Procedure) pakem mbah Wito sebelum memulai ritual pijitnya. Tak menunggu lama kuseruput teh hangatnya lalu bercerita mencoba berbasa-basi seperti yang sudah istriku aku para pelanggan pijitn dan  juga mbah wito tau..sebelum kemeja praktek urut--ada sepatah dua kata ngoceh sana dan kemari seperti relaksasi awal mungkin kalau dalam terapi.  Initial talks kira-kira begitulah kalau kuistilahkan dalam bahasa bangsa Inggris Raya. Ada obrolan pembuka sebelum memulai pijit. Aku sudah hafal itu. Aku sedang jatuh cinta dengan wayang dan entah mengapa malam ini kujuga memilih wayang sebagai bahan SOP yang kuperbincangkan. Awalnya aku hanya asal saja melempar dan menyebut tokoh wayang dalam penokohan umum. Mulai dari Resi Bisma sampai Bartaha Yudha--badalah!! diluar dugaanku pengetahuan mbah Wito tentang wayang teramatlah luas--Setiap kusebut satu nama, segera terurai sebuah episode lengkap beserta pesan juga makna wayang yang detil. Semenit saja dia mengudara dengan hikayat tokoh wayang yang aku tanyakan, sudah serentetan maha kisah sekaligus filosofinya terpapar ke indera dengar dan ranah keingintahuanku- seperti menangkap kehausanku akan tetesan ilmu dan ilmu beribu kisah dalam dunia pewayangan yang sedang kucari tau via buku dan buku yang kubeli seminggu terakhir. Blast...!!! Sekali berkisah ibarat sekian warsa banyaknya tokoh yang tuntas tersampaikan melalui mulutnya yang ringan - amat ringan mendongengkan juga menjawab tanyaku. Kalu boleh kuibaratkan--sekali ber tutur dan menceritakan seorang tokoh wayang, seperti aku telah membaca 5jilid buku karya Pitoyo Amrih pengarang pujaanku yang banyak menulis mitologi wayang yang selalu aku baca. Segera pak Wito memulai pijatnya sembari meneruskan tutur wayang nya. Benar- benar "pijat plus" yang menggoda. Begitu seterusnya sampai aku benar-benar tak sadar sudah satu jam dipijat diiringi sabda celotehan mbah Wito tentang makna dan filosofi dibalik tokoh dan kisah wayang di negeri jawa. Benar - benar Pijat Plus+Plus

4 comments:

  1. Maenlah ketempatku... sudah lama sekali... :)

    ReplyDelete
  2. kalimat pertama begitu menggoda...hmmm akhirnya nyangkut juga ke wayang cemani wkwkwk... wes dpt sign sang maestro???

    ReplyDelete
  3. kira2 enakan kagak badan seteha di pijit mbah wito.& berapa tarifnya?

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete