Minggu pertamaku tiba di negeri para kesatria,negeri sang pujangga
ternama - pesohor cinta dari negeri paling utara Inggris Raya, yang pertama
kali kukenal dikelas waktu kuliah dulu -Robert Burns- beliau si empunya
puisi paling romantis sejagat raya - bukan saja aku, hampir semua mahasiswa/i
di tempat ku kuliah dan mengajar sekarang fasih dan pasti kenal mahakarya nya RED
RED ROSE, salah satu karya THE NATIONAL POET. Sekarang aku disini,
sudah kuhirup udara yang sama di atas tanah yang sama di negeri tempat lahirnya
sang legenda. Baru tersadar seminggu sudah berlalu aku tidak di Indonesia,
walupun sebenarnya belum cukup sadar, wajahku saja belum lepas ikhlas dan
seirama dengan kahanan disekitar. Masih ling lung disorientasi dengan waktu dan jam tidurku. Bukti lain, hampir
semua foto wajahku yang ku jepret dengan kamera saku ku selalu menampilkan
wajah aneh, ekspresi antara merana dan bahagia, susah mendeskripsikannya. Pose
nya sama, hampir 70 persen foto di zoom ke arah jidat, lalu posisi leher
setengah serong mendongak 20 derajat kearah kamera (PS; kameranya dipegang oleh
tangan sendiri - kasian) senyum yang terpaksa tidak jelas tema nya. Kusebut
masa ini sebagai masa "jet-lag acute".
Belum banyak yang kutahu tentang kota ni, selain front gate dan back gate
sebagai satu-satunya exit dari flat tempatku itu saja. Rumah ini menurutku
kurang pantas disebut kos- kosan - selain karena ada landlordnya juga
aturan penghuninya yang tidak sembarang, harus ada seleksi dan rekomendasi bagi
yang ingin dan akhirnya boleh bertempat tinggal di sini. Berlantai 4, bergaya Edwardian
Classic dengan cerobong asap yang sangat Classy, aku adalah
dari sedikit yang beruntung bisa stay di rumah ini- begitu aku lebih nyaman
menyebutnya.. Rumah ini adalah salah satu bangunan paling tua yang ada di
Aberdeen - College Bound 53, dari namanya memang menggambarkan bagaimana
dulunya bangunan ini adalah bagian kampus. adalah bangunan yang pertama
didirikan dipersembahkan untuk Professor Priest pertama yang jebolan Aberdeen
University. dan membuatku semakin kagum dan sedikit tertegun umurnya sama
dengan umur kampusku kurang lebih 600 an tahun sudah berdiri tanpa renovasi
bentuk yang berarti. Sangat tua , tapi sekaligus sangat indah. Satu- satunya
rumah aseli Aberdeen yang mempunya halaman - garden yang lebih
luas daripada letak rumah berdiri. dengan kolam dan fountain tepat
didepan house. banyak bunga dan tanaman yang terawat rapi garden house
ini.
Selebihnya aku tidak tahu, yang kutahu - belum sepuluh hari aku
tiba di negeri asing ini, aku sudah harus menunda explorasiku tentang rumah dan
sejarahnya. (cerita tentang rumah ada di note blog yang lain) Statusku sebagai
mahasiswa belum jelas- ada perjuangan berat yang butuh pikiran dan tenagaku.
VISA students TIER-4 ku tiba-tiba di curtailed dianggap tidak berlaku
lagi,karena secara mendadak setelah tiba di UK, Jurusan yang ku apply,
secara sepihak mengumumkan tidak jadi buka kelas tahun ini karena kurangnya
pendaftar- alamat celaka! padahal kalau jurusan yang sudah menerima ku batal,
maka sebagai mahasiswa penerima beasiswa DIKTI VISA ku harus juga berubah--aku terancam harus kemabli ke Indonesia dengan status gagal!it
means harus balik lagi ke Indonesia untuk aplikasi ulang tahun depan!! padahal beasiswaku untuk tahun ini.
Remuk redam perasaanku, seperti tambah jetlag aku dibuatnya.
Seandainya pembatalan dilakukan jauh sebelum aku beli tiket sampai booked flat
aku bisa cari jurusan lain atau bahkan cari kampus yang lain. Waktuku tak banyak. Jawaban
kampus- enteng dan ringan " you have to go back to Indonesia and re-
apply the new VISA. Badalah It takes time and money. DEPORTASI.
Seperti aku disambar petir seketika! Itu solusi tunggal dari kampus untuk case
ni dan aku menolak menyetujui! Fight the
Fate! aku tidak mau kembali dan terlempar dari awal mimpiku ini.
Mimpi yang kukejar bertahun lamanya- tidak akan kulepas semudah itu- tidak bahkan
untuk sebuah kata DEPORTASI!! Hari ini kunyatakan perang dengan kampus!! Aku
sudah sampai ke Inggris, sangat jauh dari keluargaku dan deportasi tidak ada
dalam kamusku. Bagaimanapun caranya aku akan bertempur, ini adalah salah kampus
sepihak. Bukan salahku sama sekali. Aku sudah sulit untuk merasakan dinginnya kota ini. Panas kepalaku memikirkannya. Seperti mimpi terburuk yang pernah kualami.
Strategi perang kunubuatkan sejak hari ke 7. tidurku semakin
tidak nyeyak dan jetlag ku semakin parah ditambah rindu keluarga yang
sulit kutaklukkan. Setiap hari ada refreshment week -semacam acara penyambutan
mahasiswa baru. Disana selalu riuh rendah dengan tawa riang wajah-wajah
mahasiswa/i baru yang tidak harus berperang untuk mendapatkan Student Card. Mereka membuatku sangat iri, disaat aku
seharusnya berbahagia bersiap mengenal kampus juga perkuliahan se isinya bersama
mereka, malah aku mengunci semua tenga dan pikiranku untuk berjibaku
mendapatkan status mahasiswa ku, jurusan baruku dan kartu mahasiswa bukti sah
nya statusku. Semua masih jauh dari harapanku. Kusimpan kesalku,kulewati
senyum dan ramainya senda gurau mereka untuk meneruskan asa mimpiku. (kasihan). Jadwalku selalu satu- berkorespondensi secara sporadis dan bernegosiasi kelas
akut ke student advisor sampai ke para pimpnan jurusan di kampus. Setelahnya,
kutemui satu persatu untuk meluluh lantahkan segala hak dan tuntutanku menjadi
mahasiswa. Kuserang setiap birokrasi yang mengatasnamakan aturan agar aku
kembali ribuan mil ke kotaku SOLO. Sayang, masih seperti hari kemarin, selalu bertemu hasil
yang negatif- tak mau aku membayangkan bagaimana wajah istriku yang sudah
berkorban dan ikhlas aku berbagi tugas meninggalkan bidadariku yang baru
berumur belasan bulan tahu bahwa aku gagal no
way!!. Ku cari cara lain- KBRI kedutaan Besar Republik Indonesia juga
kuhubungi, masih belum ada kabar baik!tak ada response- tak ada bantuan bagi warga negara Indonesia
sedang koma karena jetlag akut dan perang yang belum tuntas. Aku
bergegas ke The Hub kantor pusat kampus tempas segala urusan dilayani-
semacam TU kalu dikampusku. Kuminta seorang International Advisor untuk
janji temu denganku, aku belum menyerah! Namanya berawalan huruf G- pertama
bertemu dengannya tak ada kesan harapan kulihat- perangainya sangat cuek- dan
penampilannya sangat masculine dengan rambut sangat cepak- bukan impresi yang
kuharapkan dari seorang waniata. Tapi misiku bukan untuk menjadi fashion
commentator atau personality forcester- adalah aku yang butuh bantuan nya- Mrs
G. Awalan pembuka casenya netral- melihat segala opsi yang mungkin. Berapi- api
aku bernegosiasi untuk sekecil apapun harapanku untuk menghindari DEPORTASI. Setelah
hampir 60 menit, aku habis. Berhenti- mengendurkan segala amarahku- PAUSE- aku sudah
habis peluru berbusa daguku mengadu! Sudah habis semua keluh kesahku tertumpah.
dan tiba-tiba Mrs G mentapku diam dan..berwajah
empatic.."but,,I think its not your fault!!!! aku tidak antusias tetep.
diluar dugaanku dia mengambil haknya meletup- meluap kan amarahnya- dan bukan
ke aku- tetapi jurusanku yang secara sepihak melakukan pemberitahuan. Akhirnya
ad sedikit opsi harapan hidupnya perjuanganku. Aku harus aplly lagi VISA tapi
tidak harus kembali, dengan syarat yang kuajukan harus ada jaminan VISA ku
diterima tidak ditolak. Accepted, Mrs G berubah menjadi lebih friendly dan baik
di akhir, dia menyarankan aku demand ke jurusan untuk menanggung biaya aplikasi
VISA nya sekitar 370 Poundsterling- jumlah yang tidak sedikti buat mahasiswa
modal beasiswa sepertiku. lalu jurusanku berganti menjadi Master of Research on
Education yang masih linear dengan bidang ilmuku.
I Fight the Fate!!Aku belum habis- setelah dua hari berikutnya
bertemu dengan para petinggi jurusan, Alhamdulilahirobbilalamiin- aku boleh
mengajukan VISA dari UK dengan jaminan diterima dan proses belajar dan
kegiatan belajarku secara administratif tidak terganggu. Walupun VISA ku
mungkin akan selesai setelah 4 bulan ketika aku sudah setengah perjalanan
kuliah. Aku tidak gentar, yang pasti aku menjadi mahasiswa dan siap memulai
eksplorasiku mengejar mimpiku menyelesaikan gelar Masterku.
Sampai pada titik ini aku siap! jadi teringat nasehat jagoan
animasi holywood - yang tidak bisa membunuhmu- membuatmu lebih kuat!!
I feel stronger now:) even more-- Setiap kali aku melihat kartu
mahasiswaku ini- selalu ada berjuta energi positif yang memancar dan tersalur
ke tubuhku- setiap kulihat benda tipis ini selalu kulihat perjuanganku untuk
mendapatkan kartu penerus mimpiku di negeri sang pujangga cinta:) untuk
keluarga yang kucinta.
dan kelegaan resolusi usahaku ini kurayakan dengan mblayang ketempat
yang aku tidak tahu,,tanpa melihat google map- kusengaja-berjala kemana kakiku
akan melangkah- dan berakhir dengan pertemuan pertamaku dengan Stadion terbesar
kebanggan Aberdeen- kuambil beberapa gambar-(dan masih jelas aku masih menjadi
penganut “Jetlag acute” aku ingin tetap menjaga semangat eksplorasi
tanpa batas yang baru saja kupelajari!What does not kill you -
make you strong!!
No comments:
Post a Comment